PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN MEDIA BELAJAR
Dosen
pengampu : Nur fitria, S.Pd, M.Pd.I
Disusun oleh :
Kelompok 5
Ali
Kurniawan 13150002
Ari
Hermansah 13150006
Arif
Yuniarko 13150007
Alfis
Raja Kusuma 131500
Babang
Marlin Silaban 13150008
Deni
Novan 13150016
Doni
Adriansah 13150023
Edson
Farada 13150024
Eko
Supriyanto 13150026
Feri
Herdian S 13150030
Heri
Andika Ilham 13150034
Joko
Prastio 13150038
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-
PGRI) BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2014
Daftar
Isi
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
Bab
Ii Pembahasan
2.1
Pengertian Media Pembelajaran ...................................................................... 3
2.2
Pengertian Produksi Media Pembelajaran ........................................................ 3
2.3
Pengembangan Media Pembelajaran ............................................................... 6
2.4
Merumuskan
tujuan intruksional ..................................................................... 7
Bab
III Penutup
3.1
Kesimpulan ..................................................................................................... 13
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi
yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif
dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan
sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan
segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.Kegiatan belajar merupakan kegiatan
aktif peserta didik untuk membangun makna atau pemahaman terhadap suatu objek
atau suatu peristiwa. Sedangkan, kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan
menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab pada
peserta didik untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun
gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat. Gagasan dan pengetahuan ini
akan membentuk keterampilan, sikap, dan perilaku sehari-hari sehingga peserta
didik akan berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya. Kegiatan belajar dan
mengajar inilah yang disebut orang sebagai pembelajaran (Depdiknas, 2003 : 10).
Pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang
baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada
tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi
tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.Maka dari itu seorang
pendidik harus bisa membuat suatu media pembelajaran yang mudah di mengerti
oleh peserta didik.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud media pembelajaran?
2. Apa yang
dimaksud dengan produksi media pembelajaran?
3. Bagaimana
proses produksi media pembelajaran ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
pengertian media pembelajaran.
2. Mengetahui jenis – jenis media
pembelajaran.
3. Mengetahui
pengertian produksi media pembelajaran.
4. Mengetahui
proses produksi media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.Pembelajaran yang berkualitas sangat
tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang
memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi
motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.Untuk pmencapai
pembelajaran yang baik pengajar perlu menggunakan sebuah media agar materi atau
ilmu yang akan disampaikan kepada anak didiknya dapat tersampaikan denggan baik
serta dapat dipahami oleh anak didiknya
Media yang diigunakan pendidik dalam proses
pembelajaran adalah media pembelajaran. Oleh karena itu media pembelajaran merupakan alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan anak
didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
2.2 Pengertian
Produksi Media Pembelajaran
Pengertian Produksi dari situs
Wikipedia, Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan.Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah
bentuknya dinamakan produksi jasa.Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.Produksi bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.Kemakmuran dapat tercapai jika
tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
media pembelajaran merupakan alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan anak
didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.Jadi produksi media pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan sebuah alat bantu
pembelajaran yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,perasaan, perhatian
dan kemampuat sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Proses produksi media pembelajaran melalui 3 tahap,
yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi.
1. Pra-
Produksi media pembelajaran
Pada tahap ini semua jenis media
pembelajaran hampir tidak ada yang berbeda, semuanya sama yaitu telaah
kurikulum dan penulisan naskah. Hanya pada media berbasis komputer dan media
visual dapat berupa naskah pedoman pembuatan/produksi media atau program.
a) Telaah
Kurikulum
- Mengapa harus dilakukan
telaah kurikulum?
- Siapa yang melakukan telaah
kurikulum?
Dalam
mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada
kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi
yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio, sehingga
media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran. Telaah
kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media.
Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili
kompetensi yang diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang
pendidikan. Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP
ditelaah oleh guru SMP, dan seterusnya Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga
agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak
kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan
ilmu tersebut yang terkini. Peranan ahli
media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke
dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak
semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara
menarik.
b) Penulisan Naskah atau blue print
Naskah
ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah media
tersebut. Naskah yang ditulis akan
dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran,
kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau \prototipenya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi
tersebut sesuai karakteristik media tersebut. Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian
informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
2.TahapProduksi
Produksi
media pembelajaran ini diawali dengan diterimanya
naskah atau prototipe oleh team produksi. Setelah
itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug
naskah (script conference), Pemilihan pemain (casting),
latihan kering, rekaman (recording), editing
dan mixing, preview, pembuatan master (mastering)dilakukan
pada media audio dan audio-visual.Sedangkan pada , media visual atau komputer
terdapat pemilihan bahan dan alat pembuat media atau pemilihan
program(software) pembuat media.
1) Team Produksi
Produksi
media ini merupakan kerja bersama (team work), kerja dari sekelompok orang yang
memiliki keahlian atau ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi
antar anggota tim sehingga terwujud media yang baik, menarik dan komunikatif.
Anggota tim tersebut yaitu :
a) Sutradara,
orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari
sebuah produksi.
b) Operator,
mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
c) Teknisi,
mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
d) Penata
musik, mempersiapkan musik dan sound
effect sesuai dengan naskah.
e) Editor.
f) Animator.
g) Progammer, ahli dalam bidang pemograman komputer.
2)Rembuk Naskah (Script Conference)
Setelah
Sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan
penulis naskah, ahli materi dan ahli media.Rembuk naskah diperlukan untuk
menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi
tidak terjadi kesalahan yang fatal.
3) Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah
rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain
disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain
yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat
media audio bagus dan menarik.
4) Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari
naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi
pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk
menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
5) Rekaman(Recording)
Rekaman
adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah
pengendali sepenuhnya jalannya rekaman.Sutradara bertanggung jawab atas
kualitas hasil rekaman.
6) Editing dan Mixing
Editing: maksudnya adalah membuang
atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah
efek, misalnya echo.Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik,
background, dan soundeffect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
3.Tahap
pasca-produksi
1. Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi
terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan
pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab
produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan
media. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan
perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
2. Pembuatan Master (Mastering)
Menyimpan atau merekam hasil produksi media pembelajaran ini dalam kaset,
CD, atau media penyimpanan lainnya. Master pembelajaran ini yang kemudian akan
dijadikan master jika diperlukan penggandaan. Mastering
hanya dapat dilakukan pada media audio,
2.3 Pengembangan
Media Pembelajaran
Secara garis
besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar
yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara
itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media.
Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam
pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:
1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan
dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa
dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa dapat melakukan
sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa takbir saja, maka
perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya.
Setelah kita
menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis karakteristik
siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah
dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang
lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara mengenalisa topic-topik
materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada
langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual,
gerak atau diam).
2.4 Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective)
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita.Tujuan
dapat memberikan arah tindakan yang kita lakukan. Dalam proses belajar
mengajar, tujuan instruksional merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan
dapat memberikan arah kemana siswa akan pergi, bagaimana ia harus pergi kesana,
dan bagaimana ia tahu bahwa telah sampai ke tempat tujuan. Tujuan ini merupakan
pernyataan yang menunjukkan perilaku yang harus dapat dilakukan siswa setelah
ia mengikuti proses instruksional tertentu. Untuk dapat
merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus
diingat, yaitu:
A. Tujuan
instruksional harus berorientasi kepada siswa. Artinya tujuan instruksional itu
benar-benar harus menyatakan adanya prilaku siswa yang dapat dilakukan atau
diperoleh setelah proses belajar dilakukan.
B. Tujuan
harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu
menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur.
Beberapa contoh dari kategori kata operasional adalah sebagai berikut:
Kata Kerja Operasional
|
Kata Kerja tidak Operasional
|
Mengidentifikasikan
Menyebutkan
Menunjukkan
Memilih
Menjelaskan
Menguraikan
Merumuskan
Menyimpulkan
Mendemostrasikan
Membuat
Menghitung
Menunjukkan
Menemukan
Membedakan, dll
|
Mengerti
Memahami
Menghargai
Menyukai
Mempercayai
Dan lain-lain
|
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya
memiliki empat unsur pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD (Audience,
Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari masing-masing komponen
tersebut sebagai berikut:
A =
|
Audience adalah
menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran pembelajaran
|
B =
|
Behavior adalah
menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat dilakukan setelah
pembelajaran berlangsung
|
C =
|
Condition adalah
menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran dapat
mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya
|
D =
|
Degree
adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai.
|
3) Merumuskan
butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
Penyusunan
rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan
yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun
adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses
belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka
langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada
tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
4) Mengembangkan
alat pengukur keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan
seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan
alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan
dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa
dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan
oleh pengembang media, ketika melakukan tes uji coba dari program media yang
dikembangkannya. Misalkan alat pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta
mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah
siswa menunjukkan penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang
digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika
tidak maka dimanakah letak kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai
tanggapan tentang media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas
penyajiannya.
Sebagai salah satu contoh tentang
alat pengukur keberhasilan dari media yang dikembangkan oleh guru adalah
sebagai berikut:
Rumusan Tujuan
|
Rumusan Materi
|
Alat Pengukur (Tes)
|
Siswadapat menyebutkan minimal 5 pulau besar yang
ada di Indonesia dengan benar
|
Nama-nama pulau Besar yang ada di Indonesia
|
Sebutkan minimal 5 nama-nama pulau besar yang ada di
Indonesia
|
Siswa kelas VI MI dapat mempraktekkan tata cara
sholat dengan benar
|
Tata Cara Sholat
|
· - Sebutkan bacaan ketika Ruku, I’tidal dan Sujud
-
Tunjukkan gerakan ruku dan I’tidal
|
Dari contoh di atas, jelaslah bahwa
penyusunan alat ukur keberhasilannya harus berdasar dari rumusan tujuan dan
materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui media pembelajaran tersebut.
5) Menulis naskah media
Naskah media adalah bentuk penyajian
materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan penjabaran
dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah
dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui
media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang
kita sebut naskah program media.Naskah program media maksudnya adalah sebagai
penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam
mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan
grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus
direkam.Dalam teknis penulisannya, naskah tersebut dilakukan melalui
tahapan-tahapan.Tahapan
dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari adanya ide dan
gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. selanjutnya pengumpulan
data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan naskah,
pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah sampai naskah siap
diproduksi.
Ada beberapa macam bentuk naskah
program media, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, yaitu sebagai
penuntun dan usaha memproduksi media pembelajaran. Naskah program media terdiri
dari urutan gambar, caption atau grafis yang perlu diambil dengan alat kamera
dan suara atau bunyi yang diambil dengan alat perekam suara. Lembaran naskah
tersebut dibagi menjadi dua kolom, di sebelah kiri terdiri dari gambar, caption
atau grafis. Sedangkan di sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang
dibaca narator atau pelaku, dan suara lain yang diperlukan.
6) Mengadakan
penilaian (evaluasi media) dan revisi
Penilaian
media adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan
kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program
tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik,
tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak
merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini
tentu saja tidak dikatakan baik.
Evalusi media
pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau kegiatan yang dilaksanakan
dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala media atau alat yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian
ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.Dalam
melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, pertanyaan pokok yang sering
muncul adalah apa yang harus dievaluasi. Ini berarti, setiap evaluator untuk
melihat kembali fungsi dan prinsip penggunaan media. Dalam melakukan evaluasi
terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu dipertibangkan. Sebab aspek
psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda. Menurut
Michael Gardner ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar
visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan
cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak,
bekerja dan menyentuh).
Tes atau uji coba tersebut dapat
dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga
melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan
menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk
memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari
tes.
Apabila dikaitkan dengan tujuan
evaluasi sebagaimana yang telah dikemukakan, maka ada berbagai jenis evualuasi
terhadap media pembelajaran. Berdasarkan prosesnya, evaluasi media ini terdiri
dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif adalah proses yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisien bahan-bahan
pembelajaran (dalam hal ini medianya) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Dalam bentuk finalnya,
setelah media tersebut diperbaiki dan disempurnakan, maka data akan dikumpulkan
untuk menentukan apakah media tersebut patut digunakan dalam situasi-situasi
tertentu atau media tersebut benar-benar efektif seperti yang dilaporkan. Jenis
evaluasi inilah yang kemudian disebut dengan evaluasi sumatif.
Ada 3
tahapan dalam mengevaluasi atau menilai suatu media pembelajaran diantaranya
adalah :
a) Evaluasi
satu lawan Satu
Pada tahap
ini seorang designer memiilih beberapa orang siswa (tidak lebih dari tiga
orang) yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Sajikan
media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media itu didesain untuk
belajar mandiri, biarkan siswa mempelajarinya, sementara pengembang (developer)
mengamatinya. Kedua orang siswa yang telah dipilih tersebut hendaknya satu
orang dari populasi target yang berkemampuan yang umumnya sedikit di bawah
rata-rata dan satu orang lagi diatas rata-rata. Dengan kata lain, dalam menentukan
kelompok ini variasi kemampuan akademis populasi target dipertimbangkan.
b) Evaluasi
kelompok kecil
Pada tahap
ini media perlu dicobakan kepada 10-12 orang siswa yang dapat mewakili populasi
target. Jumlah 10 merupakan jumlah minimal, sebab kalau kurang dari jumlah
tersebut data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi target.
Sabaliknya jika lebih dari 12, data atau informasi melebihi yang diperlukan,
akbibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam kelompok kecil.
Siswa yang
dipilih dalam kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik
populasi.Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai,
sedang, dan pandai, laki-laki dan perempuan, berbagai usia dan latar belakang.
c) Evaluasi
Lapangan
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi
formatif yang perlu dilakukan. Evaluasi lapangan diusahakan situasinya semirip
mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas
tentulah media yang dibuat sudah mendekatki kesempurnaan. Namun dengan hal itu
masih harus dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang
kita buat itu diuji. Dalam melakukan evaluasi lapangan seorang designer memilih
sekitar 30 orang siswa sambil memperhatikan beragam karakteristik seperti
kepandaian, kelas sosial, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan
belajar, dan lain sebagainya sesuai dengan karakteristik sasaran.
Jika semua langkah-langkah tersebut
telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka
langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk diproduksi. akan tetapi
bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi ternyata setalah disebarkan atau
disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian
medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan
perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan
mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan anak
didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Ada beberapa jenis media pembelajaran yaitu media
audio, visual, audio-visual dan media berbasis komputer. Masing-masing dari
media tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan.
Produksi
media pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan
sebuah alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan untuk merangsang
pikiran,perasaan, perhatian dan kemampuat sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar. Dalam produksi media pembelajaran melalui 3 tahap yaitu
pra-produksi, produksi dan pasca-produksi.
Daftar
pustaka
Haryono, Anung, 2009, Media
Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nur Fitria,S.Pd, M.Pd.I, 2014, Materi dan Media Pembelajaran, Bandar
Lampung: STKIP PGRI
Sudjana Nana, 2005, Dasar –Dasar Proses
Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.