Rabu, 11 Maret 2015

Keseimbangan Perekonomian Terbuka





1. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain didunia ini. Dalam perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu : rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Melakukan perdagangan internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak berabad-abad yang  lalu , ketika berbagai perekonomian belum begitu berkembang, perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Walau bagaimana, secara relatif, kepentingannya berbeda dari suatu suatu negara ke negara lain.
1.1 Ekspor, Impor, Dan Pengeluaran Agregat
Dalam aliran pendapatan dan pengeluaran yang berlaku. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor-impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam negeri ke negra lain. Pengiriman ini menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional, sedangkan impor menimbulkan efek sebaliknya.


2 Penentu Ekspor Impor
Untuk dapat menggambarkan dan menentukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka, perlulah terlebih dahulu dimengerti ciri-ciri dari ekspor dan impor. Untuk mengetahui ciri-ciri tersebut perlulah dilihat faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi ekspor dan impor sesuatu negara. Kedua hal tersebut diterangkan dalam uraian berikut :
a.       Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor
Sejauh manakah sesuatu negara akan mengekspor barang-barang yang diproduksinya? Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor di sesuatu negara selalu berbeda dengan negara lain. Di sebagian negara ekspor sangat penting, yaitu meliputi bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi di sebagian negara lain peranannya relatif kecil.
Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ekspor karet, kelapa sawit dan petroleum dari beberapa negara Asia Tenggara berlaku oleh karena barang-barang  tersebut dibeli oleh negara-negara yang tidak dapat memproduksinya. Sebaliknya pula negara-negara Asia Tenggara mengimpor kapal terbang, dan berbagai jenis barang modal oleh karena mereka tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut.
Walau bagaimanapun faktor di atas bukanlah faktor yang terpenting yang menentukan ekspor sesuatu negara.Faktor yang lebih penting lagi adalah kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling  sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Cita rasa masyarakat di luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor sesuatu negara.Secara umum boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan olehh sesuatu negara, semakin banyak ekspor yang dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara. Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.
Ciri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran otonomi- yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya tidak tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah sama dengan investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak ditentukan oleh pendapatan nasional. 
b.      Faktor-Faktor yang Menentukan Impor
Pada faktor yang menentukan ekspor dijelaskan bahwa hanya rumah tangga yang membeli barang-barang dari luar negara.Dalam praktiknya tidaklah demikian. Barang buatan luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahan dan pemerintah. Perusahaan mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal yang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang konsumsi dan barang modal yang diimpor. Walau bagaimanapun dalam analisis makroekonomi diasumsikan bahwa impor terutama dilakukan oleh rumah tangga.Maka fungsi impor sangat berhubungan dengan pendapatan nasional.Yang dimkasudkan dengan fungsi impor adalah kurva yang menggambarkan hubungan di antara nilai impor yang dilakukan dengan tingkat pendapatan masyarakat dan pendapatan nasional yang dicapai.Seperti telah dinyatakan impor adalah pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor.
2.2 Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Untuk menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka, analisis di sini akan menunjukkannya dengan membandingkan keseimbangan dalam ekonomi tiga sektor dan ekonomi empat sektor. Akan ditunjukkan bagaimana keseimbangan ekonomi tiga sektor akan mengalami perubahan apabila pengeluaran agregat meliputi pula ekspor dan impor. Analisis akan dilakukan secara grafik dan dua pendekatan akan digunakan: pendekatan pengeluaran agregat- penawaran agregat ( Y = AE ) dan pendekatan suntikan-bocoran.
Sebelum keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka diterangkan, terlebih dahulu akan ditunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka. Bagian ini juga akan menerangkan dua hal berikut : (i) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan pendapatan, dan (ii) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut.
2.2.1 Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana (i) penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat, dan (ii) suntikan sama dengan bocoran. Uraian berikut akan menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam perekonomian terbuka.
a.       Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri terdiri dari dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri.Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). Dalam formula :
AS = Y + M


Uraian sebelum ini mengenai sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa pengeluaran agregat ( AE) meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X) dan pengeluaran ke atas impor (M). Dalam persamaan :
 AE = Cdn + I +G + X + M

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri dan pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut :
C = Cdn + M
 Berdasarkan persamaan diatas, persamaan AE boleh disederhanakan menjadi :
AE = C + I + G + X
 Di mana nilai C meliputi pengeluaran ke atas produksi dalam negeri dan barang yang diimpor.
Dalam setiap perekonomian (apakah ia terdiri dari dua sektor, tiga sektor atau empat sektor) keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran agregat (AS) sama dengan penggeluaran agregat (AE). Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila :
Y + M = C + I + G + X
Atau :
Y = C + I + G + ( X – M )
b.      Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka
Dalam pendekatan suntikan-bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :
I + G + X = S + T + M
 Uraian beikut menerangkan mengapa kesamaan tersebut perlu dicapai untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka. 


2.2.2 Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka
Apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri tiga sektor, keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan: Y = C + I + G. Dengan demikian pendapatan nasional adalah Y. Apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat. Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah sebanyak ekspor neto, yaitu sebanyak ( X – M). Nilai ekspor neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian tertutup ( AE = C + I + G ) dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekonomi empat sektor , yaitu : AE = C + I + G + ( X – M ).
Sebagai akibat dari perubahan ini keseimbangan pendapatan nasional pindah dari Eo menjadi E1 , dan menyebabkan pendapatan nasional meningkat dari Y3 (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup ) menjadi Y4 (pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka). Patut disadari bahwa fungsi AE = C + I +G + ( X – M ) tidak sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan fungsi konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena impor (M) nilainya sebanding (proportional) dengan pendapatan nasional, maka fungsi AE = C + I +G + ( X – M ) lebih landai.
Keseimbangan pendapatan nasional menurut suntikan-bocoran yaitu apabila dimisalkan ekonomi terdiri dari tiga sektor, keseimbangan dicapai pada Eo yaitu apabila S + T = I + G dan pendapatan nasional adalah Y3. Perubahan dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian terbuka, menyebabkan :
(i) Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. Perubahannya sejajar karena ekspor adalah pengeluaran otonomi.
(ii) Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T , menjadi S + T + M. Fungsi S + T + M bermula dari garis asal S + T dan semakin menjauhi S + T karena M adalah pengeluaran terpengaruh ( sebanding dengan pendapatan nasional ).
Dengan demikian, efek dari perubahan dalam (i) dan (ii) dalam perekonomian terbuka keseimbangan akan dicapai dar E3, yaitu pada persilangan di antara I + G + X dan S + T + M. Maka pendapatan nasional dari ekonomi empat sektor adalah Y4.
Dalam perekonomian terbuka pendapatan nasional adalah sama dengan pengeluaran-pengeluaran berikut : pengeluaran rumah tangga terhadap produksi dalam negeri, tabungan rumah tangga, pajak perusahaan dan individu yang dibayar dan pengeluaran ke atas barang impor. Dalam persamaan :
Y = Cdn + S + T + M
Oleh karena kesamaan di atas maka apabila Y = Cdn dengan sendirinya S + T + M = 0 
2.2.3 Perubahan-Perubahan Keseimbangan
Perubahan pengeluaran rumah tangga, perubahan komponen-komponen suntikan (I, G dan X ) dan perubahan komponen-komponen bocoran ( S, T atau M ) akan menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan  menimbulkan proses multiplier sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sektor nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sektor. Sebabnya adalah karena dalam perekonomian terbuka dimisalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat “bocoran” (presentasi dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses multiplier selanjutnya ) menjadi bertambah besar.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran ( S, T atau M ) akan menimbulkan akibat yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan bocoran.


2.3 Keseimbangan Perekonomian Terbuka : Contoh Angka
Untuk memahami mengenai kegiatan perekonomian terbuka, yang merupakan analisis dari kegiatan perekonomian yang sebenarnya, uraian mengenai hal tersebut perlu dilengkapi dengan suatu contoh perhitungan dan bagaimana grafik keseimbangannya akan dibuat atas perhitungan tersebut.
2.3.1 Beberapa Pemisalan Dan Pertanyaan
Dalam suatu perekonomian terbuka ciri fungsi konsumsi rumah tangga, pajak pemerintah, pengeluaran pemerintah, investasi swasta, ekspor dan impor adalah seperti dibawah ini :
i.                    Fungsi penggunaan adalah C=500+ 0,8 Yd
ii.                  Pajak adalah sebesar 25% dari pendapatan nasional (T = 0,25 Y)
iii.                Investasi swasta bernilai : I = 500, sedangkan pengeluaran pemerintah bernilai G =1000
iv.                Ekspor negara tersebut bernilai : X = 800 manakala impor adalah 10% dari pendapatan nasional ( M = 0,1Y)
Selanjutnya dimisalkan perekonomian terbuka ini akan mencapai tingkat kesempatan kerja penuh pada pendapatan nasional sebanyak 6,000. Berdasarkan kepada pemisalan-pemisalan yang dinyatakan jawablah pertanyaan berikut :
1.      Tentukan fungsi konsumsi sebagai fungsi dari Y
2.      Tentukan pendapatan nasional pada keseimbangan.
3.      Untuk encapai kesempatan kerja penuh, perubahan
Penhitungan dan jawaban
1.      Funsi konsumsi sebagai fungsi dari Y
C = 500 + 0,8 Yd
C = 500 + 0,8 (Y – T)
C = 500 + 0,8 (Y – 0,25Y)
C = 500 + 0,6Y


2.      Pendapatan nasional pada keseimbangan
Y = C + I + G + (X-M)
Y = 500 +0,6 Y+ 500 +1000 +( 800 – 0,1 Y)
0,5 = 2800
Y= 5600
3.      Perubahan untuk mencapai kesempatan kerja penuh :
Dengan menurunkan pajak oleh karena formula multiplier tidak diketahui, perubahan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh tidak dpat ditentukan dengan formula multiplier. Oleh sebab itu nilai pajak pada kesempatan kerja penuh perlu dihitung dengan memisalkan pejak yang diterima pada kesempatan kerja penuh adalah T dan seterusnya menyelesaikan persamaan keseimbangan pada pendapatan nasional = 6000
( pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh )
Y = C + I + G + (X-M)
Y = 500 + 0,8Yd + C + I + G + (X-M)
6000 = 500 + 0,8 (Y – T0 ) + 500 + 1000 + (800+0,1 Y)
6000 = 2800 + 0,8 Y – 0,8T0 – 0,1Y
6000 = 2800 + 0,8 ( 6000 ) – 0,8T0 – 0,1 (6000)
0,8 T0 = -6000 + 2800 + 4800 + 600
0,8 T0 = 1000
T0 = 1250                                   
Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6000 jumlah pajak adalah :
T = 0,25 Y
T = 0,25 (6000)
T = 1500
Pengurangan pajak menyebabkan pada kesempatan kerja penuh pajak yang diterima adalah 1250, manakala tanpa pengurangan pajak jumlahnya adalah 1500. Dengan demikian umtuk mencapai kesempatan kerja penuh pajak diturunkan sebanyak 1500 – 1250 = 250
Dengan menambahkan pengeluaran pemerintah apabila pengeluran pemerintah ditambah perlulah dimisalkan jumlah pengeluaran pemerintah yang baru, misalnya sebesar G0 . nilai G0 dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan keseimbangan :
Y = C + I + G + (X – M )
Y = 500 + 0,6 Y + 500 + 1000 + G0 + 800 – 0,1Y
6000 = 500 +0,6 (6000) + 500 + 1000 + G0 +800 – 0,1Y
6000 = 500 + 3600 + 500 + G0 + 800 – 600
G0 = 6000 - 5400 + 600
G0  = 1200
Perhitungan diatas menunjukan, untuk mencapai kesempatan kerja penuh pengeluaran pemerintah perlu ditambah sebesar 1200 – 1000 = 200.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Soal dan Jawaban Penjaskes/PJOK kelas 1 sd

  Soal Ujian Kelas 1 SD A.       Berilah tanda silang ( x ) didepan huruf a,b, atau c pa da jawaban yang benar ! 1.        Benda yang di...